PDM Kabupaten Tapanuli Selatan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Tapanuli Selatan
.: Home > Sejarah

Homepage

Sejarah

SEJARAH MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

Oleh  :  Tanwir Ahmad Nasution.

Kiyai H. Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan 18 Nopember 1912 Miladiyah. Memulai langkaj dari Yogyakarta melalui bermacam-macam halangan dan rintangan, kesulitan, Muhammadiyah dapat mengembangkan sayapnya keseluruh bumi nusantara bahkan sampai keluar negeri. Di alam periode kedua pada masa K.H. Ibrahim (1923-1933), Muhammadiyah melintasi pulau Jawa ke Sumatera, tepatnya pada bulan Juni 1926 berdirilah Muhammadiyah Daerah Minangkabau di Padang Panjang ( Sumatera Barat ). Pada tanggal 14 – 21 Maret 1930 diselenggarakan Congres Tahunan Muhammadiyah ke-19 di Minangkabau (Bukittinggi). Merupakan congres pertama diluar pulau Jawa. Terpilihlah KH. Ibrahim menjadi pengurus Besar Muhammadiyah, setelah pelaksanaan congres diresmikanlah berdirinya Muhammadiyah Daerah Miangkabau dengan consulnya Buya AR Sutan Mansur, yang kemudian menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah hasil Muktamar Muhammadiyah ke-33 yang berlangsung tanggal 24-29 Juli 1956 di Palembang.

Pengembangan Muhammadiyah yang dimulai dari Daerah Minangkabau, apalagi setelah berlangsungnya dengan sukses Congres Muhammadiyah ke-19 tersebut yang menarik perhatian para ulama dan cendekiawan muslim yang berjiwa maju di Keresidenan Tapanuli (yang ibukotanya Sibolga). Alhamdulillah dengan izin Allah SWT pada tanggal 20 Agustus 1930 berdirilah Muhammadiyah di Sibolga dengan dipelopori oleh A.A Mun’im, Marah Kamin, Gudang Sitompul, M. Saleh Thaib, Muhammad Panggabean, M. Thahir Rimin, Adam Sihombing, M. Jamir Panggabean, M. Thaib Simamora dan lain-lain.

Pada awal bulan Oktober 1930 diadakan openbare vergadering propaganda Muhammadiyah di Padangsidimpuan dengan mendatangkan seorang pembicara khusus dari Bukittinggi (Abd. Malik Shiddik), pada saat itu berdirilah Muhammadiyah Padangsidimpuan dengan status Cabang yang diketuai oleh Kari Usman Siregar (berdasarkan surat keputusan Pengurus Besar Muhammadiyah no.470 tanggal 26 April 1934, terhitung mulai tanggal 8 Muharram 1353 H atau bertepatan dengan tanggal 22 April 1934 M).

Demikian juga di daerah Sipirok yang diawali dengan openbare Vergadering Propaganda Muhammadiyah  pada tanggal 16 Oktober 1930, dalam openbare tersebut hadir Abdul Malik Shiddik dari Bukittinggi dan juga mendatangkan M. Shaleh dari Aek Habil. H.M Sultoni (diangkat sebagai ketua pertama sambil menunggu pelaksanaan congres) beliau menyerahkan tanahnya di depan sekolah Gouverment untuk dijadikan sekolah Muhammadiyah dan pada tanggal 4 Oktober 1931 diresmikan sekolah Muhammadiyah tersebut. Surat Keputusan Pengurus Besar Muhammadiyah no.478 tanggal 13 Juni 1934 M menetapkan H.M. Zainuddin sebagai ketua Muhammadiyah Sipirok.

Kemudian dilanjutkan dengan berdirinya Muhammadiyah di Tamiang (Mandailing Julu) sampai ke Botung yang dipelopori oleh anak-anak muda sekolah di Padang Panjang termasuk M. Yunan Nasution (orang Botung). SK Pengurus Besar Muhammadiyah nomor 909 tanggal 13 September 1934 tentang pendirian Cabang Muhammadiyah Tamiang.

Keberadaan Muhammadiyah di Sibolga, Padangsidimpuan, Sipirok dan Tamiang sampai dengan tahun 1934 masih dibawah Consul Holp Bestuur Muhammadiyah Daerah Minangkabau (di Bukittinggi). Pada Desember 1934 musyawarah Muhammadiyahdiadakan di Sibolga dengan mendatangkan Buya AR Sutan Mansyur, Buya Hamka dan DR Karim Amarullah dari Sumatera Barat. Sejak itulah Muhammadiyah Tapanuli memisahkan diri dari Daerah Minangkabau dan dengan resmi berdiri Daerah Muhammadiyah Tapanuli yang berkedudukan di Sibolga (saat itu sebagai ibukota keresidenan Tapanuli). Konsul pertama adalah Muhammad Karim. Tahun 1935 diadakan conferensi Daerah yang pertama di Sibolga dan terpilih sebagai Consulnya adalah Amir Husin Abdul Mun'im.

Bersamaan dengan masuknya Muhammadiyah di Padangsidimpuan, Sipirok dan Tamiang, berkembanglah Muhammadiyah ke Batang Toru, Sigalangan, Sibuhuan, Sayurmatinggi, Simatorkis, Hutatonga. Kemudian berlanjut ke pesisir pantai barat Tapanuli (Batahan dan Natal) yang dipropagandai oleh Samaun Kuranji (dari Sumatera Barat). Daerah lain lain pun akhirnya menerima kehadiran Muhammadiyah seperti Tiangaras dan Pintu Langit, Barus, Sibabangun, Sorkam, Aek Botik, Siunggas dan Sibulan-Bulan. Pada Tahun 1942 menyebar ke daerah Lang Tengah.

Tahun 1946
Amir Husin Abdul Mun'im pernah datang ke Tiangaras berjalan kaki dari Padangsidimpuan untuk menghadiri conferensi Cabang Muhammadiyah Padangsidimpuan. 1 Agustus 1946 didirikanlah Perguruan Muhammadiyah di Wek I Sigiring-giring Padangsidimpuan yang terdiri dari SMP Muhammadiyah 29 dan SD Muhammadiyah 1, sebelumnya sudah adalah madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah yang didirikan pada 1 Agustus 1930. Amir Husin Abdul Mun'im berpulang kerahmatullah pada tahun 1947 dan digantikan oleh M. Yunus Harahap (putera Sipirok yang tinggal di Padangsidimpuan) sebagai hasil Conferensi Muhammadiyah Daerah Tapanuli. Pada periode ini Pimpinan Muhammadiyah Daerah Tapanuli dipindahkan dari Sibolga ke Padangsidimpuan dan sebutan Consul diganti menjadi Majelis Perwakilan. Pemindahan ke Padangsidimpuan dikarenakan perkembangannya lebih pesat di Padangsidimpuan  daripada di Sibolga, pada waktu itu Muhammadiyah Tapanuli Selatan sudah memiliki 12 Cabang Muhammadiyah. Tahun 1951, M. Yunus Harahap mengundurkan diri sebagai ketua Consul Muhammadiyah Tapanuli karena kesibukannya sebagai saudagar. Beliau digantikan oleh wakilnya Yahya Siregar hingga tahun 1953.

Periode 1953-1956 ditetapkan kembali Yahya Siregar sebagai ketua Majelis Perwakilan Muhammadiyah Daerah Tapanuli. Dalam conferensi Muhammadiyah Daerah Tapanuli tanggal 22 s/d 25 September 1956 di Sibolga terpilih Ibrahim Meuraxa sebagai ketua. Tahun 1956-1960 terjadi pergolakan PRRI. Ibrahim Meuraxa berpulang kerahmatullah dan digantikan oleh M. Husin Manaf Siregar hingga tahun 1962. Pada masa inilah didirikan Pondok Pesantran KHA Dahlan Sipirok, Rumah Yatim di Barus dan Kulliyatul Muballighin di Langa Tengah. Tanggal 7-9 April 1963 diadakan Conferensi ke 12 Muhammadiyah Daerah Tapanuli di Barus, Yahya Siregar terpilih kembali sebagai ketua Daerah Muhammadiyah Tapanuli hingga tahun 1966.



 Ditulis kembali oleh : Muhammad Yahya Efendi Harahap, S.Pd


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website